Sayyid Muhammad Alawi: Dalil-dalil Maulid [Muqadimah]
Segala puji hanyalah milik, Tuhan semesta alam. Sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada rasul yang paling mulia Sayyidina Muhammad. Begitu juga kepada keluarganya, sahabatnya, juga kita semua.
Telah banyak perbincangan mengenai hukum perayaan ulang tahun Nabi Muhammad SAW (maulid, red). Sebenarnya, saya sendiri tidak suka untuk menulis mengenai topik tersebut. Adapun yang menggelisahkan pikiran saya dan para cendekiawan muslim pada zaman ini lebih besar daripada perihal hukum maulid (yang seperti menjadi perbincangan tahunan, sehingga masyarakat bosan mendengarnya). Namun, karena banyak saudara-saudara muslim yang ingin mengetahui pendapat saya terkait maulid, sehingga saya takut tergolong sebagai seorang yang menyembunyikan ilmu jika saya tidak memberikan informasi terkait hal tersebut. Maka dari itu, saya memberanikan diri untuk ikut andil dalam menulis tentang perayaan ulang tahun maulid Nabi Muhammad SAW. Saya memohon kepada Allah Azza wa Jall agar menggiring seluruh masyarakat pada kebenaran, Amiin!
Sebelum memaparkan dalil-dalil yang membolehkan perayaan ulang tahun maulid Nabi, ijinkan saya untuk terlebih dahulu menjelaskan masalah-masalah berikut:
1. Saya berpendapat akan kebolehan merayakan ulang tahun Nabi SAW untuk mendengarkan perjalanan hidup beliau, membaca sholawat dan salam kepada beliau, mendengarkan pujian-pujian yang layak bagi beliau, bersedekah makanan, dan memberikan kebahagian kedalaman hati ummat.
2. Saya tidak berpendapat akan sunnahnya perayaan ulang tahun Nabi di malam tertentu, maka (bagi saya) orang yang beri'tikad demikian adalah seorang pelaku bid'ah dalam agama. Kenapa? Karena mengingat Nabi Muhammad bagi seorang muslim adalah sebuah kewajiban yang sepatutnya dilakukan setiap saat. Memenuhi hati dengan mengingat Nabi SAW juga adalah kewajiban yang selayaknya dilakukan oleh seorang muslim. Walaupun benar adanya bahwa mengajak, mengumpulkan, dan menyadarkan masyarakat pada bulan kelahiran beliau lebih kuat daripada di bulan-bulan lainnya, karena masyarakat bisa mengingat masa lampau dengan masa sekarang.
3. Perkumpulan perayaan Ulang tahun maulid Nabi Muhammad merupakan sebuah potensi besar sebagai perantara dalam berdakwah dijalan Allah, kita sebaiknya tidak kehilangan peluang emas tersebut. Maka, wajib bagi para lama untuk mengajar masyarakat tentang Nabi (meliputi akhlak beliau, etika beliau, perjalanan hidup beliau, kehidupan sosial beliau, amal ibadah beliau), menasehati mereka, membimbing mereka pada kebaikan dan keselamatan, dan memperingatkan mereka akan bahaya bencana, bid'ah, keburukan, dan fitnah.
Dengan karunia Allah, kami selalu menyeru masyarakat dan ikut andil didalam perayaan ulang tahun maulid Nabi. Kami juga selalu mengingatkan mereka bahwa tujuan perkumpulan (perayaan maulid) ini bukan hanya sekedar berkumpul, melainkan sebagai perantara untuk meraih tujuan-tujuan mulia, seperti ini dan itu. Barangsiapa tidak mengambil faidah dari suatu perkara untuk agamanya, maka ia telah terhalang dari kebaikan-kebaikan maulid Nabi yang mulia.
Bersambung ke Sayyid Muhammad Alawi: Dalil-dalil Maulid Part I
Bersambung ke Sayyid Muhammad Alawi: Dalil-dalil Maulid Part I
Catatan:
Artikel ini adalah terjemahan dari kitab Haul Al-Ihtifal Bidzikri Al-Maulid Asy-Syarif karya Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki Al-Hasani.
0 Response to "Sayyid Muhammad Alawi: Dalil-dalil Maulid [Muqadimah]"
Post a Comment